sosok yang dinamis, aktif, produktif, tangguh, motivasi, ceria, tangkas, gesit, gagah, bersih, kuat, kelihatannya cocok banget ya bikin ngegambarin cii-ciri pribadi seorang muslim. kebalikannya yaitu stagnan, malas, cemberut, pasif, lemot, letoy, kucel, lemah. duuh, sayang banget sepertinya bila cii-ciri yang ke-2 ini jadi lebih dominan ada didalam diri kita.
dunia kita yaitu dunia penuh karya. bila seringkali tersia-siakan membiarkan karakter negatif terus-menerus menggerogoti produktifitas kita, alamat akan terbenam didalam keterpurukan.
memanglah sih, tiap-tiap kita dilahirkan tentu mempunyai kekurangan di balik berlebihan yang bernilai luar biasa. namun bukan hanya artinya kita jadi asyik bercengkerama dengan kekurangan diri yang tentunya diminimalisir kan ?
apalagi karena sangat asyiknya, sampai-sampai lupa dengan potensi berlebihan yang allah anugerahkan pada kita. enggak sedikit lho -yang hingga saat ini- seseorang apalagi belum mendapatkan apa potensi diri yang ia punyai. walau sebenarnya potensi itu tentu ada. potensi yang sungguh amat luar biasa berharganya. tengok saja begitu banyak kaum yang menjerumuskan diri didalam kubangan narkoba, tawuran, dugem, rokok, hura-hura. ya, itu saja yang tiap-tiap hari mencukupi kehidupan mereka. karena mereka telah kecanduan dengan perihal yang demikianlah hingga tidak gampang untuk ditinggalkan.
awal dari keterpurukan tersebut mungkin saja apalagi amat barangkali dikarenakan oleh kemalasan yang diam-diam membujuk serta menguasai diri. malas mengawali, malas bangkit, malas bergerak, malas berupaya, malas berkorban, malas melakukan tindakan, malas ibadah, malas makan, malas minum, malas bersih-bersih, malas mandi, malas baca, malas menulis, malas studi, malas mengendalikan udara nafsu, malas senyum, malas olahraga, serta malas-malas yang lain. sangat banyak nyatanya yah ? tidak dipungkiri bahwa tiap-tiap kita barangkali dulu rasakan yang demikianlah. artinya perihal yang lumrah dong ? ya memanglah lumrah bila di satu waktu kita dihinggapi oleh rasa malas, tetapi tidak larut didalamnya dong.
yang enggak lumrah tuh bila terus-terusan bermalas-malasan. pemalas namanya. rugi. nah, teman dekat. yuk, kita mencari tau perihal bagaimana caranya menebas rasa malas agar kita tidak terpuruk ! simak ya yang di bawah ini. orang penting apakah benar cuma presiden, menteri, duta besar, insinyur, profesor, dosen, kepsek, dokter, pilot, serta profesi besar yang lain saja yang dikatakan sebagai orang mutlak ? cleaning service, office boy, pembantu rumah tangga, tukang sampah, pemulung, apakah mereka bukan hanya orang mutlak ? bagaimana dengan diri kita yang belum mempunyai profesi sejenis itu ? untuk orang cerdas, mutlak atau tidak pentingnya seseorang tidaklah ditilik dari tingkatan profesi semata.
amat sempit cara berpikir yang cuma lihat seseorang dari segi ini saja. lhah, apa sih hubungannya perihal ini usir rasa malas ? begini ceritanya. sadarilah, bahwa dirimu lalu sebenarnya yaitu orang mutlak ! bagaimana tidak ? dahulu saat allah memerintahkan pada malaikat serta syaitan untuk tunduk bersimpuh sujud dihadapan manusia yaitu nabi adam. kita ini yaitu keturunan nabi adam bukan hanya ? kita dimuliakan oleh pencipta kita. dahulu saat juga allah dulu mengabarkan pada beberapa malaikat bahwa dia dapat menciptakan khalifah di muka bumi. siapa yang disebut ? ya kita ini. manusia. nyatanya ya, kita dicipta didunia untuk jadi khalifah fil ardh. keren tidak tuh ? ! lalu apakah khalifah bukan hanya orang mutlak ? “dan ( ingatlah ) ketika tuhanmu berkata pada malaikat “sesungguhnya saya dapat jadikan seorang khalifah di muka bumi.. ” ( qs. al-baqarah 2 :30 ).
dari ayat tersebut tampak bahwa manusia diberi kekuasaan untuk memproses serta memakmurkan alam ini –dalam rangka beribadah pada allah—sehingga dapat membedakannya dengan mahluk lain didalam kedudukan serta tanggung jawab. konsekuensi dari kedudukan serta tanggung jawab tersebut, manusia dapat diminta pertanggungjawaban atas semua amal yang dikerjakannya dimuka bumi ini sebagai khalifah fil-ardh. dari ibnu umar ra. berkata dari nabi saw sabdanya : “ketahuilah ! masing-masing anda yaitu pemimpin, serta tiap-tiap pemimpin dapat diminta pertanggungjawaban pada yang dipimpinnya.. ” ( hr. muttafaq alaih ). memimpin itu perlu pengetahuan, perlu kreatifitas, perlu bergerak, perlu keberanian. nah, bila kita meleburkan diri didalam lautan malas, akan lantas pemimpin yang bagaimana tuh yak ? pengetahuan tidak mempunyai, kratifitas minim, ongkang-ongkang terus-terusan, pengecut. wah, kebayang deh bagaimana menyebalkannya sosok pemimpin yang demikianlah. akan lantas yang layaknya ini ? oh, pasti tidak ! walau sebenarnya tuh, pada saatnya kelak kita dapat dimintai pertanggungjawaban atas tugas ini.
sudahkah kita jadi pemimpin yang baik, yang adil, yang amanah ? sekurang-kurangnya saat memimpin diri sendiri. lebih-lebih saat memimpin orang lain, contoh didalam organisasi, keluarga, atau lingkungan kita dengan semua sumber daya alamnya yang melimpah ruah. disamping itu, kita juga diciptakan untuk jadi abdi. abdi untuk siapa ? untuk yang menciptakan kita, sahabat. apakah sebagai abdi juga jadi indikasi bahwa kita tetap terus orang mutlak ? “dan tidaklah saya buat semua jin serta semua manusia tetapi untuk beribadah kepadaku“. ( qs : adz dzariyat 51 :56 ).
yang namanya abdi allah artinya kita mesti jadikan semua hidup kita cuma untuk ibadah. toko grosir baju renang makan, minum, mandi, tidur, membaca buku, menulis, olahraga, tersenyum, menangis, studi, bekerja, membersihkan, serta kegiatan sehari-harinya kita yang lain yaitu ibadah sebagaimana sholat, puasa, zakat, dsb. nah, bila malas-malasan terhitung ibadah bukan hanya yak ? jelas deh jawabannya. lantas, apa hubungannya ibadah dengan orang mutlak ? dengan motivasi ibadah tentunya kita dapat disayang olehnya dong ya ? mutlak tidak tuh ? ? wow, mutlak banget ! ! so, enggak ada orang mutlak yang pemalas bukan hanya ?
apalagi karena sangat asyiknya, sampai-sampai lupa dengan potensi berlebihan yang allah anugerahkan pada kita. enggak sedikit lho -yang hingga saat ini- seseorang apalagi belum mendapatkan apa potensi diri yang ia punyai. walau sebenarnya potensi itu tentu ada. potensi yang sungguh amat luar biasa berharganya. tengok saja begitu banyak kaum yang menjerumuskan diri didalam kubangan narkoba, tawuran, dugem, rokok, hura-hura. ya, itu saja yang tiap-tiap hari mencukupi kehidupan mereka. karena mereka telah kecanduan dengan perihal yang demikianlah hingga tidak gampang untuk ditinggalkan.
awal dari keterpurukan tersebut mungkin saja apalagi amat barangkali dikarenakan oleh kemalasan yang diam-diam membujuk serta menguasai diri. malas mengawali, malas bangkit, malas bergerak, malas berupaya, malas berkorban, malas melakukan tindakan, malas ibadah, malas makan, malas minum, malas bersih-bersih, malas mandi, malas baca, malas menulis, malas studi, malas mengendalikan udara nafsu, malas senyum, malas olahraga, serta malas-malas yang lain. sangat banyak nyatanya yah ? tidak dipungkiri bahwa tiap-tiap kita barangkali dulu rasakan yang demikianlah. artinya perihal yang lumrah dong ? ya memanglah lumrah bila di satu waktu kita dihinggapi oleh rasa malas, tetapi tidak larut didalamnya dong.
yang enggak lumrah tuh bila terus-terusan bermalas-malasan. pemalas namanya. rugi. nah, teman dekat. yuk, kita mencari tau perihal bagaimana caranya menebas rasa malas agar kita tidak terpuruk ! simak ya yang di bawah ini. orang penting apakah benar cuma presiden, menteri, duta besar, insinyur, profesor, dosen, kepsek, dokter, pilot, serta profesi besar yang lain saja yang dikatakan sebagai orang mutlak ? cleaning service, office boy, pembantu rumah tangga, tukang sampah, pemulung, apakah mereka bukan hanya orang mutlak ? bagaimana dengan diri kita yang belum mempunyai profesi sejenis itu ? untuk orang cerdas, mutlak atau tidak pentingnya seseorang tidaklah ditilik dari tingkatan profesi semata.
amat sempit cara berpikir yang cuma lihat seseorang dari segi ini saja. lhah, apa sih hubungannya perihal ini usir rasa malas ? begini ceritanya. sadarilah, bahwa dirimu lalu sebenarnya yaitu orang mutlak ! bagaimana tidak ? dahulu saat allah memerintahkan pada malaikat serta syaitan untuk tunduk bersimpuh sujud dihadapan manusia yaitu nabi adam. kita ini yaitu keturunan nabi adam bukan hanya ? kita dimuliakan oleh pencipta kita. dahulu saat juga allah dulu mengabarkan pada beberapa malaikat bahwa dia dapat menciptakan khalifah di muka bumi. siapa yang disebut ? ya kita ini. manusia. nyatanya ya, kita dicipta didunia untuk jadi khalifah fil ardh. keren tidak tuh ? ! lalu apakah khalifah bukan hanya orang mutlak ? “dan ( ingatlah ) ketika tuhanmu berkata pada malaikat “sesungguhnya saya dapat jadikan seorang khalifah di muka bumi.. ” ( qs. al-baqarah 2 :30 ).
dari ayat tersebut tampak bahwa manusia diberi kekuasaan untuk memproses serta memakmurkan alam ini –dalam rangka beribadah pada allah—sehingga dapat membedakannya dengan mahluk lain didalam kedudukan serta tanggung jawab. konsekuensi dari kedudukan serta tanggung jawab tersebut, manusia dapat diminta pertanggungjawaban atas semua amal yang dikerjakannya dimuka bumi ini sebagai khalifah fil-ardh. dari ibnu umar ra. berkata dari nabi saw sabdanya : “ketahuilah ! masing-masing anda yaitu pemimpin, serta tiap-tiap pemimpin dapat diminta pertanggungjawaban pada yang dipimpinnya.. ” ( hr. muttafaq alaih ). memimpin itu perlu pengetahuan, perlu kreatifitas, perlu bergerak, perlu keberanian. nah, bila kita meleburkan diri didalam lautan malas, akan lantas pemimpin yang bagaimana tuh yak ? pengetahuan tidak mempunyai, kratifitas minim, ongkang-ongkang terus-terusan, pengecut. wah, kebayang deh bagaimana menyebalkannya sosok pemimpin yang demikianlah. akan lantas yang layaknya ini ? oh, pasti tidak ! walau sebenarnya tuh, pada saatnya kelak kita dapat dimintai pertanggungjawaban atas tugas ini.
sudahkah kita jadi pemimpin yang baik, yang adil, yang amanah ? sekurang-kurangnya saat memimpin diri sendiri. lebih-lebih saat memimpin orang lain, contoh didalam organisasi, keluarga, atau lingkungan kita dengan semua sumber daya alamnya yang melimpah ruah. disamping itu, kita juga diciptakan untuk jadi abdi. abdi untuk siapa ? untuk yang menciptakan kita, sahabat. apakah sebagai abdi juga jadi indikasi bahwa kita tetap terus orang mutlak ? “dan tidaklah saya buat semua jin serta semua manusia tetapi untuk beribadah kepadaku“. ( qs : adz dzariyat 51 :56 ).
yang namanya abdi allah artinya kita mesti jadikan semua hidup kita cuma untuk ibadah. toko grosir baju renang makan, minum, mandi, tidur, membaca buku, menulis, olahraga, tersenyum, menangis, studi, bekerja, membersihkan, serta kegiatan sehari-harinya kita yang lain yaitu ibadah sebagaimana sholat, puasa, zakat, dsb. nah, bila malas-malasan terhitung ibadah bukan hanya yak ? jelas deh jawabannya. lantas, apa hubungannya ibadah dengan orang mutlak ? dengan motivasi ibadah tentunya kita dapat disayang olehnya dong ya ? mutlak tidak tuh ? ? wow, mutlak banget ! ! so, enggak ada orang mutlak yang pemalas bukan hanya ?
No comments:
Post a Comment