Wednesday, 4 September 2013

Mengapa Pembicara Bercerita

“pernahkah anda dapatkan, apa kesamaan dari seluruh pembicara publik yang andal ?” ya, benar. layaknya yang gampang anda tebak, adalah kekuatan bercerita manfaat menjelaskan ide. dengannya, anda bisa rasakan efek dari sesuatu cerita. namun, mengapa gunakan cerita, mengapa tidak “langsung saja, tembak ke sasaran” ? barangkali demikian pertanyaan anda. tahukah anda ? steve denning, menulis “springboard” pada 2001. ia mengabdikan sisa hidup sekeluarnya dari bank dunia, untuk menyebarkan pelajaran yang didapatnya tentang cerita.

di antara keuntungan utama dari cerita, adalah cerita itu melawan sikap skeptis serta menciptakan penerimaan. cerita sangat mungkin orang lain untuk lihat sesuatu problem yang ada bisa diubah. cerita bikin orang-orang lihat beragam kemungkinan. walau demikian, awal mulanya denning jadi bercerita bertentangan dengan intuisinya. ia senantiasa yakin faedah dari sikap yang terus terang, serta ia cemas cerita itu terlampau kabur, terlampau berputar-putar, berasa “kebanyakan bumbu”. ia –dan barangkali layaknya anda– berpikir, “mengapa tidak jabarkan pesannya dengan segera ?” “mengapa butuh bersusah payah coba menghidupkan pemikiran pendengar dengan tidak segera, saat tambah lebih simpel bila saya dapat bicara dengan segera ?” masalahnya yaitu, saat anda menembak segera ke tujuan, pendengar condong melawan. cara anda mengemukakan sesuatu pesan pada mereka, yaitu panduan perihal bagaimana mereka dapat melakukan tindakan. bila anda bikin argumen, anda dengan tersirat menghendaki mereka untuk mengevaluasi argumen anda : menilainya, memperdebatkannya, mengkritiknya, serta lantas berargumentasi balik, sekurang-kurangnya didalam pikiran mereka. namun dengan sesuatu cerita, anda melibatkan pendengar. anda melibatkan pendengar dengan ide itu, serta menghendaki mereka untuk turut dan berbarengan anda. denning bicara perihal melibatkan “suara kecil didalam pikiran”. grosir manset di jakarta nada yang dengan normal memperdebatkan poin-poin yang diserahkan pembicara. “pandangan konvensional perihal komunikasi, yaitu mengabaikan nada kecil didalam kepala. serta mengharapkannya untuk diam serta pingin bahwa pesan yang anda berikan, lewat cara spesifik, dapat melewatinya, ” kata denning.

namun, ia mempunyai rekomendasi yang tidak sama : “jangan abaikan nada kecil itu. sebaliknya, bekerjalah dengan serasi dengannya. libatkan nada itu memberikannya suatu hal untuk ditangani. ceritakan sesuatu cerita lewat cara yang memancing cerita ke-2 dari nada kecil itu”. catatan diatas mengingatkan saya pada cerita seorang pemuda, yang jadi putus harapan. ia pingin meninggalkan segala nya. meninggalkan pekerjaan, jalinan, serta berhenti hidup. ia lantas pergi ke rimba untuk bicara yang paling akhir kalinya dengan teman dekat akrabnya, seorang petani. “mas, ” tuturnya. “apakah sampean dapat berikan saya satu alasan paling baik, untuk tidak berhenti hidup serta menyerah ?” jawaban sang petani amat mengejutkan. “coba tengok ke sekitarmu. apakah anda lihat pakis serta bambu ?” “ya, ” jawab pria itu. “ketika menanam benih pakis serta benih bambu, saya menjaga keduanya dengan amat baik. saya menolong keduanya memperoleh sinar. menyirami tiap-tiap hari. dapat dibuktikan, pakis tumbuh amat cepat. daunnya yang hijau fresh segera menutupi permukaan tanah rimba. sesaat itu, benih bambu tidak membuahkan apa pun. namun, saya tidak menyerah. pada th. ke-2, pakis tumbuh semakin subur serta banyak, namun belum ada juga yang nampak dari benih bambu. namun, saya tidak menyerah. di th. ketiga, benih bambu belum juga memunculkan suatu hal. namun, saya tidak menyerah. di th. keempat, tetap juga belum ada apapun dari benih bambu. ” “aku terus tidak menyerah, ” tegas petani. “di th. kelima, nampak sesuatu tunas kecil.

di banding dengan pohon pakis, tunas itu terlihat kecil serta tidak berarti. namun 6 bln. lantas, anda dapat pikirkan, bambu itu menjulang hingga 30 mtr.. ” “untuk menumbuhkan akar itu butuh waktu 5 th.. akar ini bikin bambu kuat serta berikan apa yang dibutuhkan bambu untuk bertahan hidup. bukankah kau tetap ingat, “allah tidak membebani seseorang tetapi cocok dengan kesanggupannya ?”” kata petani kepadanya. “tahukah anda, di waktu hadapi seluruh kesusahan serta perjuangan berat itu, anda sebenarnya tengah menumbuhkan akar-akar ?” “jangan memperbandingkan kelemahan diri dengan kemampuan orang lain, ” kata petani. “bambu memiliki tujuan yang lain dengan pakis. namun keduanya bikin rimba jadi lebih indah. ” “waktumu akan tiba. anda dapat menanjak serta menjulang tinggi. ” “saya dapat menjulang setinggi apa ?” bertanya pria itu. “setinggi apa pohon bambu dapat menjulang ?” jawab petani. “setinggi yang dapat dicapainya, ” jawab pria itu.

No comments:

Post a Comment